Hari Kanker Anak Internasional, IDAI Ajak Orang Tua Cermati Gejala Dini

Hari Kanker Anak Internasional

Setiap tanggal 15 Februari, dunia memperingati Hari Kanker Anak Internasional, sebuah momentum yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak-anak, khususnya mengenai kanker. Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan orang tua untuk lebih waspada dan cermat dalam mengenali gejala-gejala dini kanker pada anak. Pada peringatan tahun ini, IDAI kembali menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dalam penanganan kanker pada anak-anak yang dapat meningkatkan peluang kesembuhan.

Kanker pada anak-anak adalah penyakit yang sangat jarang terjadi dibandingkan dengan orang dewasa. Namun, jika tidak dideteksi sejak dini, kanker pada anak-anak dapat berakibat fatal. IDAI mengungkapkan bahwa meskipun angka kejadian kanker pada anak tergolong rendah, namun kanker tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak di Indonesia. Oleh karena itu, deteksi dini dan pemahaman orang tua tentang gejala kanker sangat penting untuk meningkatkan angka kesembuhan.

Gejala Kanker yang Perlu Diketahui Orang Tua

Menurut IDAI, kanker pada anak sering kali tidak mudah dikenali karena gejalanya mirip dengan penyakit biasa. Namun, ada beberapa tanda dan gejala yang harus diwaspadai oleh orang tua, di antaranya adalah:

  1. Pembengkakan atau benjolan yang tidak biasa – Benjolan yang muncul pada bagian tubuh anak, seperti leher, perut, atau dada, bisa menjadi tanda adanya kanker.
  2. Pendarahan atau memar yang tidak jelas penyebabnya – Jika anak sering mengalami pendarahan atau memar tanpa alasan yang jelas. Ini bisa menjadi tanda masalah dengan pembekuan darah atau gangguan di organ tubuh.
  3. Penurunan berat badan yang signifikan – Penurunan berat badan yang drastis tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik yang jelas harus menjadi perhatian.
  4. Demam yang berkepanjangan – Demam yang tidak kunjung sembuh atau terus-menerus datang tanpa ada gejala infeksi bisa menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.
  5. Kelelahan yang luar biasa – Anak yang terus merasa lelah meski sudah cukup tidur atau istirahat, bisa jadi mengalami kondisi medis yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
  6. Nyeri tulang atau sendi – Nyeri pada tulang atau sendi yang tidak bisa dijelaskan dengan cedera fisik juga bisa menjadi gejala kanker.

“Orang tua perlu lebih peka terhadap perubahan kondisi tubuh anak mereka. Bila ditemukan tanda-tanda seperti pembengkakan, demam tinggi, atau penurunan berat badan drastis. Segera konsultasikan ke dokter untuk diagnosis lebih lanjut,” ujar Dr. Ariani Wijayanti, seorang anggota IDAI.

Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan yang Tepat

IDAI menegaskan bahwa deteksi dini sangat berperan penting dalam pengobatan kanker pada anak. Semakin cepat kanker didiagnosis, semakin besar kemungkinan untuk melakukan tindakan medis yang efektif. Untuk itu, peran orang tua sangat penting dalam mengenali tanda-tanda awal kanker pada anak. Setelah menemui gejala yang mencurigakan, segera membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa oleh dokter spesialis.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI, sekitar 12.000 anak di Indonesia terdiagnosis dengan kanker setiap tahunnya. Namun, hanya sebagian kecil dari mereka yang dapat didiagnosis sejak dini dan mendapatkan perawatan yang sesuai. Ini menunjukkan perlunya kesadaran yang lebih tinggi di kalangan masyarakat, terutama para orang tua.

Dokter Ariani menambahkan bahwa beberapa jenis kanker pada anak yang sering ditemukan di Indonesia. Antara lain leukemia, limfoma, dan kanker otak. Ketiga jenis kanker ini memiliki gejala yang bervariasi dan bisa sangat mengganggu kualitas hidup anak jika tidak segera diobati.

Kampanye IDAI dan Pemerintah untuk Meningkatkan Kesadaran

IDAI bersama pemerintah dan berbagai organisasi kesehatan lainnya telah mengadakan berbagai kampanye. Untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya deteksi dini kanker pada anak. Pada peringatan Hari Kanker Anak Internasional tahun ini, IDAI mengajak masyarakat untuk lebih aktif mencari informasi tentang kanker anak. Tidak menunda-nunda pengobatan jika menemukan gejala yang mencurigakan.

“Kita berharap dengan semakin banyaknya informasi yang tersedia tentang gejala kanker pada anak, orang tua akan semakin peduli dan tidak mengabaikan gejala yang mungkin terlihat sepele,” ujar Dr. Ariani Wijayanti.

Selain itu, IDAI juga mengingatkan bahwa pengobatan kanker pada anak dapat dilakukan dengan berbagai metode. Termasuk kemoterapi, radioterapi, dan bahkan transplantasi sumsum tulang. Namun, pengobatan yang tepat harus disesuaikan dengan jenis kanker dan kondisi anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *